Dingin Ekstrem, 40 Tewas di Afghan

Dingin Ekstrem, 40 Tewas di Afghan

\"\"KABUL - Musim dingin yang ekstrem tak hanya terjadi di Benua Eropa. Suhu udara dingin yang menggigit tulang juga terasa di Asia dan menelan korban jiwa. Sejauh ini musim dingin ekstrem telah merenggut nyawa sedikitnya 40 anak di Afghanistan. Sebagian besar korban jiwa tinggal di kem pengungsian di pinggiran Kota Kabul. Lokasi pengungsian itu ditempati ribuan warga Afghanistan yang mengungsi akibat perang dan intimidasi Taliban di wilayah selatan. Selain itu, korban tewas lainnya berasal dari dataran tinggi di bagian tengah Afghanistan. “Sebulan terakhir kami mencatat ada 40 kasus kematian. Semua meninggal karena kedinginan,” ujar Jubir Kementerian Kesehatan Afghanistan Ghulam Sakhi Kargar Noorughi kemarin. Cuaca dingin, yang diwarnai dengan hujan salju lebat, tidak hanya terjadi di Pakistan. Negara-negara Asia lainnya yang dilanda cuaca dingin ekstrem itu, antara lain, India, Pakistan, Syria, Lebanon, dan Palestina. Hanya, sejauh ini belum ada laporan korban jiwa di negara-negara tersebut akibat cuaca dingin. Afghanistan, yang sebagian besar wilayahnya terdiri atas dataran tinggi dan pegunungan, dilanda musim dingin yang terparah dalam 15 tahun terakhir. Organisasi internasional amal untuk anak-anak Save the Children memperingatkan bahwa cuaca dingin ekstrem diperkirakan akan memburuk sehingga mengancam nyawa lebih banyak anak di kem-kem pengungsian. “Kami memperingatkan bahwa korban meninggal (di Afghanistan) bisa jadi akan terus bertambah akibat hawa dingin yang terus memburuk,” tulis pernyataan resmi dari Save the Children. Suhu udara diperkirakan drop hingga minus 17 derajat Celsius. “Ini adalah musim dingin terganas dan anak-anak tidak punya cukup perlindungan untuk menyelamatkan hidup mereka,” terang Bob Graham, direktur Save the Children di Afghanistan. “Sebagian anak berusaha bertahan tanpa tempat perlindungan yang memadai atau selimut, bahan bakar, makanan cukup, baju hangat, atau sepatu,” lanjut dia. Dia menyatakan, pada malam hari suhu anjlok hingga di titik berbahaya sehingga mengancam nyawa bayi yang baru lahir dan anak-anak. “Sangat krusial untuk memberikan bantuan kepada keluarga dan anak-anak (di pengungsian),” ujarnya. Menurut Save the Children, sekitar 20 ribu pengungsi kini tinggal di sekitar 30 tempat penampungan sementara di Kabul. Sebagian besar mereka hidup di dalam tenda-tenda yang kondisinya memprihatinkan. (AFP/cak/dwi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: